Computer File
Pengaruh kegagalan pembangunan pada masa pemerintahan Fujimori (1990-2000) terhadap peningkatan aksi teror di Peru
Pada tahun 1990 pemerintahan Fujimori mulai membenahi kegagalan
pembangunan dalam kondisi yang membutuhkan kebijakan-kebijakan praktis.
Sebelum pemerintahan Fujimori, Peru mengalami kegagalan pembangunan yang
ditunjukkan dengan hiperinflasi. Pemerintahan Fujimori melakukan perubahan
struktural dengan mengurangi peran pemerintah, privatisasi sektor publik,
menghilangkan subsidi, dan liberalisasi undang-undang buruh. Presiden Alberto
Fujimori mengatur untuk menurunkan hiperinflasi, menstabilkan perekonomian
dan mencapai rata-rata GNP yang memuaskan. Kebijakan baru tersebut tidak
dapat membantu untuk menurunkan rata-rata inflasi, dimana rakyat mengalami
penderitaan yang mendalam. Pemerintah mengesampingkan masalah sosial
dengan menyusun kebijakan-kebijakan struktural ekonomi.
Sistem politik mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan masalah
sosial. Autocoup yang dilakukan Fujimori menunjukkan gagalnya sistem politik
yang menyebabkan situasi semakin rumit. Keinginan rakyat akan kestabilan
pemerintahan tidak dapat membendung perderitaan mereka. Kelemahan kebijakan
pemerintah memunculkan berbagai pemberontakkan. Serangkaian
pemberontakkan mengarah kepada aksi teror.
Teror dan intimidasi menjadi bagian dari strategi masyarakat Peru untuk
berperang melawan kebijakan-kebijakan Kapitalis Fujimori. Gerakan sayap kiri
seperti Sendero Luminoso dan MRTA (Movement Revolutionary Tupac Amaru)
telah mengembangkan pola mereka secara internasional. Penyanderaan di
kedutaan-kedutaan asing menjadi perhatian internasional. Sementara itu mereka
memperoleh dana finasial dari perdagangan narkotika. Penggelapan senjata dan
praktek pencucian yang menjadi tak terelakkan.
Riset ini diajukan untuk memperoleh pengaruh kegagalan pembangunan pada
masa pemerintahan Fujimori (1990 - 2000) terhadap bentuk-bentuk terorisme
Peru. Untuk menjawab persoalan ini, penulis menghubungkan teori lingkaran
setan pembangunan dengan gerakan-gerakan revolusioner. Gerakan-gerakan
sosial akan meningkat menjadi aksi teror secara internasional.
Hasil riset ini menunjukkan bahwa kegagalan pembangunan pada masa
pemerintahan Fujimori mempengaruhi peningkatan aksi teror di Peru. Pada tahun
2000 Fujimori meletakkan jabatan secara resmi setelah memperoleh tekanan dari
masyarakat Peru.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14598 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.ORG SYA p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain