Computer File
UPAYA WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA (WALHI) DALAM MENGATASI MASALAH LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA : KASUS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN TAHUN 1997-1998
Kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu fenomena yang sering terjadi
setiap tahunnya di Indonesia selama 20 tahun terakhir ini. Kebakaran terbesar
yang pernah dialami oleh Indonesia adalah pada tahun 1997-1998 di wilayah
Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran hutan dan lahan pada tahun 1997-1998 ini
merupakan suatu bencana nasional, yang pada akhirnya menjadi bencana regional,
karena dampaknya bukan hanya pada tingkat nasional saja tetapi juga kepada
negara-negarat tetangga.
Kebakaran yang terjadi pada dasarnya bukan disebabkan oleh faktor alam saja
(EI Nino), akan tetapi lebih disebabkan oleh perbuatan manusia. Pembukaan lahan
hutan untuk dijadikan lahan pertanian dan perkebunan dengan menggunakan
teknik tebang dan bakar (slash and burn), merupakan penyebab utama terjadinya
kebakaran hutan dan lahan tahun 1997-1998.
Pemerintah Indonesia yang seharusnya melindungi segala sumber daya dan
aset negara, tidak terlalu perduli dan cenderung lambat dalam tindakannya untuk
mengatasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Oleh sebab itu,
dibutuhkan upaya dari pihak lain untuk mengatasi dan mencegah terjadinya
kembali kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, salah satunya adalah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM). Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi)
merupakan sebuah LSM yang perduli dengan masalah-masalah lingkungan hidup
serta ketidakadilan dalam pengelolaan sumber daya alam, yang diakibatkan oleh
kegiatan pembangunan. Peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada
tahun 1997-1998 merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang membuat
Walhi tergerak untuk segera mengatasinya.
Skripsi ini mencoba untuk menggambarkan upaya-upaya yang dilakukan oleh
Walhi dalam rangka mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi
pada tahun 1997-1998. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut tidak terlepas dari
adanya kerja keras yang telah dilakukan jaringan-jaringan Walhi di daerah. Dalam
kasus kebakaran hutan dan lahan ini peran Walhi Sumatera Selatan dan Walhi
Kalimantan Timur sangatlah penting.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif, dan
menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sumber-sumber makalah diperoleh dari
analisis data sekunder dan juga melalui wawancara dengan bagian Hubungan
Masyarakat (Humas) Walhi.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14776 | DIG - FISIP | Skripsi | INT.EKO KUS u/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain