Computer File
AGENDA KEAMANAN SEBAGAI STRATEGI KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP KAWASAN ASIA TENGGARA PASCA SERANGAN 11 SEPTEMBER 2001
Serangan teroris yang terjadi pada 11 September 2001 di daratan Amerika
Serikat telah menewaskan 3.045 korban jiwa, yang mana 2.823-nya adalah jumlah
korban yang tewas di menara kembar World Trade Centre, mayoritas korban
merupakan warga Amerika Serikat, sisanya adalah berbagai warga kenegaraan lain.
Serangan ini, yang terbukti sebagai aksi teror yang dilakukan oleh anggota Al Qaeda,
merupakan aksi serangan teror terbesar dalam sejarah dunia internasional. Hal
tersebut menjadi alasan yang mendasari penempatan anti terrorisme ke urutan/skala
prioritas paling atas dalam agenda keamanan Amerika Serikat.
Dalam level global, serangan teroris terhadap World Trade Center dan
Pentagon tersebut mempengaruhi pemerintahan Bush untuk menginisiatifkan
sejumlah perubahan dan revisi terhadap kebijakan utamanya. Perubahan penting
dalam kebijakan luar negeri, tentunya telah membawa konsekuensi terhadap skenario
strategis Amerika Serikat di Asia Tenggara pasca 11 September. Amerika Serikat
kemudian meningkatkan perhatian luar negerinya terhadap Asia Tenggara dan
menjadikannya sebagai lapisan kedua dalam perang melawan terorisme.
Kawasan Asia Tenggara memiliki populasi Muslim yang besar, yaitu sekitar
230 juta jiwa. Osama bin Laden diketahui telah memfokuskan perhatiannya terhadap
kawasan ini dengan berupaya selama beberapa dekade untuk menyebarkan pengaruh
Al Qaedanya dan mengembangkan jaringan terorismenya Dalam jangka waktu
mingguan setelah serangan 11 September, jaringan teroris pan-Asian yang memiliki
keterkaitan dengan al Qaeda berhasil dibongkar oleh pemerintah Amerika Serikat,
dan setahun setelahnya, serangan teroris terbesar kedua setelah 11 September terjadi
di Bali, Indonesia dan menewaskan 202 korban jiwa. Perencana dan pelaku aksi
peledakan Bali tersebut adalah anggota dari kelompok radikal Islam Jemaah
Islamiyah yang memiliki keterkaitan erat dengan Al Qaeda.
Berdasarkan pada ancaman terorisme di kawasan ini, pemerintah Amerika
Serikat telah mengimplementasikan sejumlah kebijakan luar negeri kontra
terorismenya terhadap Asia Tenggara, yang mana memiliki sejumlah strategi untuk
mengalahkan terorisme. Dalam pencapaian tujuan tersebut, kebijakan kontra
terorisme Amerika Serikat menggunakan beberapa instrumen, antara lain diplomasi,
larangan dalam aset-aset finansial, sistem keadilan dan hukum kriminal, kekuatan
militer dan intelijen.
Kepentingan Amerika Serikat terhadap kawasan ini tidak hanya pada kontra
terorisme tetapi juga pada kestabilan dan keamanan negara-negara dan kawasan Asia
Tenggara. Hingga saat ini, Amerika Serikat meneruskan upaya-upayanya dalam
mempromosikan kebijakan kontra terorisme terhadap Asia Tenggara, yang pada
umumnya difokuskan pada hubungan bilateral dalam sistem kinerja intelijen dan pada
peningkatan operasi-operasi koordinasi terhadap target-target tertentu, bantuan luar
negeri dan inisiatif untuk mendorong hubungan kerjasama regional dalam melawan
terorisme internasional
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp14797 | DIG - FISIP | Skripsi | HI FLO a/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain