Computer File
Tinjauan korelasi CPT-SPT pada tanah pasiran dan tanah butir halus
Dalam praktek geoteknik sering dilakukan pekerjaan pengujian di lapangan (insitu testing) seperti CPT, SPT, uji baling-baling geser (Vane Shear), dan lain lain. Adanya banyak alat pengujian juga menghasilkan variasi hasil pengujian juga Dengan demikian, diperlukan suatu korelasi.
Korelasi yang sering dilakukan dan dipergunakan adalah korelasi antara CPT dan SPT. Banyak penelitian dilakukan untuk mempelajari korelasi CPT-SPT ini. Korelasi SPT-CPT terpublikasi yang ada sekarang ini banyak menggunakan parameter ukuran butir rata-rata (Dso) sebagai fungsi dari rasio qo/NSpt. Korelasi ini kurang menguntungkan bagi praktisi geoteknik di Indonesia karena uji CPT yang sering dilakukan di Indonesia tidak menghasilkan parameter DSO yang diperlukan untuk menggunakan korelasi ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu korelasi CPT-SPT alternatif dengan menggunakan parameter utamanya berasal dari uji CPT. Parameter CPT yang diteliti yaitu tahanan ujung q, rasio gesekan Rf. Penelitian ini menggunakan data dari Maumere, Flores dan Slipi, Jakarta Data penyelidikan tanah yaig dapat dianalisa adalah data CPT dan SPT yang dilakukan dalarn suatu lokasi proyek dengan jarak yang cukup dekat.
Hasil dari analisa ini didapati bahwa untuk lokasi Maumere, korelasi qc/NSPT tidak menghasilkan suatu haail yang valid karena adanya jarak antar titik pemboran (SPT) dengan titik pengujian CPT dan adanya jangka waktu antara kedua pengujian tersebut. Akan tetapi, di Slipi, Jakarta, hubungan rasio qc/NSPT dengan qc dan Rf menghasilkan suatu tren yang cukup bagus sehingga dapat digunakan untuk dijadikan korelasi pengganti hubungan qc/NSPT dengan DS0 yang tidak terlalu tepat diterapkan untuk tanah lempung.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp17001 | DIG - FTS | Skripsi | GEOT YUS t/01 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain