Computer File
Pembagian ruang publik dan ruang privat pada Kampung Arab di Pekalongan
Kampung Arab sebagai sebuah kampung ras, mempunyai latar belakang
historis yang menjadi pendukung dalam pembentukan segmen kota lama
Pekalongan. Kaum pendatang dari Arab dan Gina bermukim di kota pesisir
Indonesia, membentuk suatu koloni yang terpisah dan mempunyai peran penting
dalam segmen perdagangan.
Tradisi dan budaya yang sudah mendarah-daging pada masyarakat
keturunan Arab menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Konsep tersebut
kemudian muncul dalam pengaturan ruang arsitektur tempat tinggalnya maupun
dalam skala kawasan. Pembedaan ruang gender antara pria dan wanita
diterjemahkan menjadi ruang publik dan privat dalam setiap level hunian.
Pencampuran budaya antara budaya lokal, Gina, Belanda, dan Arab sendiri
muncul dalam arsitekturnya, baik dari bentuk maupun susunan ruang. Adaptasi
terhadap iklim, politik, kehidupan sosial masyarakatnya, terwadahi dalam
arsitektur rumah tinggalnya yang apabila dibandingkan dengan rumah di Jazirah
Arab sama sekali berbeda bentuknya.
Masjid Wakaf sebagi simbol dan image kawasan menjadi elemen focal
pemersatu di Kampung Arab. Keberadaannya menjadi arah orientasi bagi massa
disekelilingnya, dan menjadi satu-satunya ruang publik bersama bagi mayarakat
Kampung Arab.
Peran serta dari kekuasaan Belanda sewaktu zaman VOC sangat besar
dalam penataan lingkungan binaan di Kampung Arab. Baik peraturan kehidupan
sosial sehari-hari, arsitektur rumah, sampai penentuan tokoh masyarakat untuk
menjadi Kapten Arab diatur oleh Belanda. Munculnya rumah kopel, serta
arsitektur Indis melekat pada citra Kampung Arab dan menjadi identitas kawasan
walaupun sudah mulai luntur.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp19436 | DIG - FTA | Skripsi | ARS LIS p/02 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain