Computer File
Pengaruh kecepatan pengadukan, jenis pelarut, dan temperatur ekstrasi batch terhadap pembuatan minyak inti kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis guilleensis) dapat menghasilkan dua macam minyak
yang memiliki sifat fisik yang sangat berlainan, yaitu minyak yang berasal dari
daging buah (minyak kelapa sawit) dan minyak yang berasal dari biji (minyak inti
sawit). Minyak inti kelapa sawit yang diperoleh dari proses ekstraksi
dipergunakan sebagai minyak goreng, salad oil, margarine dan untuk keperluan
indutri (oleo chemical). Metode perolehan minyak inti kelapa sawit diperoleh
melalui berbagai metode,yaitu; proses ekstraksi biji kelapa sawit dengan pelarut
organik, expeller dan presser, dan prepressing yang diikuti dengan ekstraksi
pelarut
Pada proses ekstraksi pelarut, minyak berpindah dari inti secara difusi
dan perpindahan minyak dari inti ke pelarut berlangsung terus menerus sampai
kesetimbangan tercapai. Minyak dalam inti kelapa sawit dapat berdifusi dari
padatan ke pelarut karena ada driving force berupa beda konsentrasi dan akan
berhenti saat konsentrasi minyak dalam ekstrak sama dengan konsentrasi minyak
dalam padatan. Konsentrasi minyak dalam ekstrak dianalisa dengan mengukur
indeks biasnya menggunakan refraktometer. Dalam penelitian ini, dilakukan
ekstraksi secara batch dengan pemanasan. Penelitian dilakukan untuk mempelajari
pengaruh kecepatan pengadukan, jenis pelarut, dan temperatur ekstraksi minyak
inti kelapa sawit terhadap perolehan minyak. Jenis pelarut yang akan diuji adalah
n-heksana, etanol, dan aseton. Kecepatan pengadukan yang digunakan adalah 400
rpm, 500 rpm dan 600 rpm. Sedangkan variasi temperatur ekstraksi minyak inti
kelapa sawit yang akan digunakan adalah 23°C, 40°C, 60°C, dan 66°C. Analisis
minyak inti kelapa sawit meliputi penentuan indeks bias, bilangan iodine,
bilangan penyabunan, dan bilangan asam.
Setelah dilakukan analisis dengan pendekatan histogram dan matematis
terhadap data hasil penelitian pendahuluan, serta melihat perolehan minyak yang
dihasilkan dapat diambil kesimpulan bahwa pelarut n-heksana merupakan pelarut
yang terbaik. Dalam penelitian utama dilakukan analisis dengan pendekatan
statistik terhadap variasi temperatur dan kecepatan pengadukan. Dari hasil analisis
statistik didapatkan bahwa baik temperatur dan kecepatan pengadukan
berpengaruh terhadap perolehan yang dihasilkan dalam ekstraksi minyak inti
kelapa sawit. Sedangkan kondisi ekstraksi yang terbaik adalah pada titik didih
(66°C) dan kecepatan pengadukan 600 rpm.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp21641 | DIG - FTI | Skripsi | TK NUG p/04 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain