Computer File
Pengaruh rasio kurkumin-dextrose dalam kokristalisasi kurkumin dengan metode pelarutan-pendinginan
Kurkumin merupakan suatu senyawa polifenol yang diproduksi secara alami di
dalam beberapa jenis rimpang. Kunyit dan temulawak merupakan bahan baku rimpang
yang memiliki kandungan kurkumin paling banyak dibandingkan dengan jenis rimpang
lainnya. Kurkumin dipercaya memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti antioksidan dan
antikanker. Namun adanya kendala dalam penggunaan kurkumin, yaitu kelarutan
kurkumin di dalam air yang sangat kecil. Usus sebagai tempat penyerapan zat - zat di
dalam tubuh sebagian besar terdiri dari air, sehingga hila kurkumin dikonsumsi secara
langsung hanya kecil kemungkinan kurkumin yang dapat diserap oleh tubuh. Hal tersebut
tentu menghambat manfaat kurkumin untuk diserap oleh tubuh. Maka dari itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai peningkatan nilai kelarutan dari kurkumin di
dalam air. Salah satunya dengan menggunakan proses kokristalisasi.
Pada penelitian ini, dilakukan proses kokristalisasi pada senyawa kurkumin.
Koformer atau bahan baku dari kokristal tersebut adalah dextrose. Penggunaan dextrose
dalam penelitian ini bertujuan agar produk kokristal yang dihasilkan dapat dikonsumsi
oleh manusia karena sifatnya yang non-toksik. Percobaan utama dilakukan dengan
memvariasikan rasio massa kurkumin-dextrose sebesar 1:500, 1:600, dan 1 :700. Namun
sebelum itu dilakukan juga percobaan penentuan kondisi percobaan, antara lain penentuan
rasio massa akuades-dextrose monohydrate dalam proses melting, temperatur akhir larutan
saat pemanasan, temperatur waterbath untuk proses pendinginan dan pengkristalan,
kecepatan pengadukan, dan rasio etanol-kurkumin yang digunakan. Penentuan kondisi
optimum ini bertujuan untuk menentukan kondisi yang paling baik digunakan dalam
percobaan ini. Setelah itu dilakukan sejumlah analisis, diantaranya analisis kenaikan
kelarutan kurkumin dalam kokristal, analisis densitas kokristal kurkumin, perbandingan
kelarutan kurkumin murni dengan kokristal kurkumin, dan ikatan yang terbentuk dalam
kokristal menggunakan FTIR.
Dari hasil percobaan didapatkan kesimpulan bahwa proses kokristalisasi dapat
meningkatkan kelarutan kurkumin di dalam air hingga 110 kali pada rasio massa
kurkumin-dextrose sebesar 1:500. Kesimpulan berikutnya adalah variasi rasio massa
kurkumin-dextrose mempengaruhi nilai kelarutan kurkumin di dalam air, semakin besar
rasio yang ditentukan maka nilai kelarutan kurkumin di dalam air juga meningkat. Pada
hasil percobaan, rasio 1:700 memberikan nilai kelarutan paling tinggi dibandingkan 1:500
dan 1:600. Pada analisis ikatan menggunakan FTIR memiliki tujuan untuk mengetahui
ikatan apa saja yang terbentuk dalam proses kokristalisasi. Ikatan yang terbentuk
ditentukan dari panjang gelombang hasil pembacaan pada data FTIR. Untuk meningkatkan
nilai kelarutan maka ikatan yang harus terbentuk adalah ikatan 0-H. Ikatan 0-H
merupakan ikatan yang terbentuk pada panjang gelombang 3123- 3418 cm-1. Dari hasil
analisis pada masing - masing sampel kokristal, didapatkan data bahwa adanya ikatan 0-H
yang terbentuk sehingga memungkinkan nilai kelarutan kurkumin di dalam air menjadi
meningkat.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp31255 | DIG - FTI | Skripsi | TK NUG p/16 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain