Computer File
Peranan activity based costing sebagai alat bantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi : studi kasus CV. X
Krisis global yang terjadi saat ini menuntut pemsahaan untuk mempertahankan eksistensinya dengan menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga jual yang kompetitif. Dengan harga jual yang kompetitif, perusahaan dapat terus bertahan dari para pesaingnya. Selain harga jual yang kompetitif, perusahaan juga dapat
melakukan efisiensi biaya produksi untuk meningkatkan laba yang diperoleh. Untuk
melakukan efisiensi biaya produksi, tentunya membutuhkan sistem perhitungan
pembebanan biaya yang akurat sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan informasi
biaya yang membantu proses pengambilan keputusan. Saat ini, masih banyak perusahaan yang menggunakan perhitungan biaya dengan sistem tradisional, dimana membagi seluruh biayanya dengan jumlah produk yang diproduksi. CV. X adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang aksesoris garmen dengan spesialisasi pada pembuatan kancing, label, buckle dan aksesoris lain yang berbahan dasar metal. Perusahaan manufaktur yang berawal dari industri rumahan dan sudah berkembang ini masih menggunakan perhitungan biaya dengan sistem tradisional walaupun produk yang dihasilkan beraneka ragam. Perusahaan beranggapan dengan penjualan yang tinggi maka laba yang diperoleh akan besar pula. Penggunaan
sistem pembebanan biaya yang baik dan akurat dan melakukan efisiensi biaya produksi akan membantu perolehan laba suatu perusahaan juga. Sistem pembebanan biaya yang dimaksud adalah Activity Based Costing System. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang menggambarkan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik penelitian lapangan (field research) dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi serta penelitian kepustakaan (library research). Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa CV. X masih
menggunakan sistem tradisional dalam perhitungan pembebanan biayanya. CV. X juga
belum melakukan pengelompokkan biaya dan kegiatan yang terjadi pada proses produksi. Dengan menerapkan Activity Based Costing perusahaan dapat mengendalikan biaya produksinya agar dapat mencapai efisiensi biaya. Setelah penulis menerapkan Activity Based Costing dengan mengelompokkan biaya serta mengidentiflkasikan setiap kegiatan yang terjadi supaya pembebanan biaya dapat dibebankan per kegiatannya, CV. X dapat mengefisiensikan biaya produksi pada beberapa biaya seperti biaya upah, biaya listrik, biaya pemeliharaan dan biaya pendukung produksi. CV. X dapat mengurangi lagi beberapa karyawan dan juga mengurangi beberapa mesin pada kegiatan plating dan kegiatan assembling. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Activity Based Costing, biaya produksi CV. X dapat dihemat sebesar Rp 50.973.093,63 atau berkurang 3,06% dari biaya produksi yang menggunakan sistem tradisional.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp27260 | DIG - FE | Skripsi | AKUN PAL p/13 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain