Computer File
Pemisahan kurkumin rimpang temulawak dengan ekstraksi benzena dan pemurnian dengan rekristalisasi
Temulawak telah dikenal sebagai salah satu obat tradisional yang sejak
dulu banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit di Indonesia. Temulawak mengandung zat wama kuning berupa kurkuminoid yang umumnya terdiri dari kurkumin dan demetoksikurkumin. Dalam penelitian ini dipelajari cara memisahkan dan memurnikan kurkumin dari kurkurninoid temulawak dengan proses rekristalisasi. Pada penelitian ini digunakan serbuk rimpang temulawak kering dengan ukuran 30-60 mesh. Minyak atsiri dalam rimpang temulawak terlebih dahulu dipisahkan dengan ekstraksi menggunakan heksana. Kurkurninoid dalam rimpang temulawak bebas minyak atsiri kemudian diekstraksi menggunakan benzena yang dijenuhkan dengan air. Selanjutnya dilakukan proses kristalisasi untuk memperoleh kristal kurkumin. Ekstrak kurkurninoid yang diperoleh didinginkan pada temperatur kamar selama I hari hingga terbentuk endapan cokIat. Hasil analisis kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa endapan coklat tersebut terutama mengandung komponen resin di samping senyawa kurkuminoid Setelah dipisahkan dari endapan, ekstrak kurkurninoid didinginkan pada temperatur rendah selama I hari hingga terbentuk endapan kristal berwama oranye terang. Sebagian dari endapan diiarutkan dalam benzena dan sebagian lagi dalam dikIorometana-metanol (98:2). Dalam larutan kurkuminoid benzena, filtrat dipisahkan dari endapan yang tidak ikut larut kemudian direkristalisasi dengan menambahkan pelarut heksana (1:0.5) sampai larutan mulai jenuh. Dalam larutan kurkuminoid dikIorometana-metanol (98:2) ditambahkan silika gel 60 G sebanyak 10% b/v untuk mengikat komponen resin. Kurkuminoid bebas resin dikristalkan kemudian dilarutkan dalam pelarut aseton dan direkristalisasi dengan
menambahkan heksana (1:6.4) sampai larutan mulai jenuh. Proses rekristalisasi pelarut aseton-heksana dilakukan sebanyak 2 tahap.
Hasil analisis kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa senyawa
kurkuminoid rimpang temulawak terdiri atas kurkumin, demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin. Hasil rekristalisasi 1 tahap pelarut aseton-heksana (1 :6.4) memberikan peningkatan kemurnian kurkumin dari 62.9% menjadi 75.6%, sedangkan rekristalisasi pelarut benzena-heksana memberikan peningkatan kemurnian kurkurnin dari 62.9% menjadi 65.8%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemurnian kurkumin dari ekstrak kurkuminoid sebesar 55.4% menjadi 80.8 % pada akhir rekristalisasi tahap II pelarut aseton-heksana.
Barcode | Tipe Koleksi | Nomor Panggil | Lokasi | Status | |
---|---|---|---|---|---|
skp21720 | DIG - FTI | Skripsi | TK MIH p/05 | Perpustakaan | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Missing |
Tidak tersedia versi lain